SWOT analysis : A review

Sesapa yang mengajar or belajar strategic management, mesti familiar ngan S.W.O.T (strength, weakness, opportunity and threat) analysis. Kononnya, businesses are encouraged to do SWOT analysis to help their survival in the competitive environment. In short, businesses need to fully utililise their strength in order to grab all opportunities and at the same time need to be aware of their weaknesses so that these would not become the threat to their organizations. Applying SWOT analysis gak membolehkan weaknesses of your competitors jadi opportunity to your company.

Through my observation ,I think SWOT analysis gak bole dibuat in your PhD journey (waaa...cakap macam bagus..kah kah kah). The only thing is that , you must be aware that in PhD life, your strength might not benefit you and the opportunity might not provide a positive outcome in your journey. Conversely, your weaknesses might be beneficial to you and you are actually could gain from the threat surrounding you. Pendek cerita, kekadang org yang banyak weaknesses dalam diri dia and dikelilingi plak oleh threat bole lebih berjaya compare ngan org yang penuh strength and dapat all the opportunities.

Waaaaa....ini kalau all the management sifu baca posting ni, mau menangis ni...mau diaorang hangin 7 hari 7 malam... mesti ada yang kata "siapa kah mak cik ini yang berani memanipulatekan (dewan bahasa ..jgn marah ye) SWOT analysis nih?"...

Katalah you are so bijak, confident in your action, ada banyak experience, pandai buat keputusan (semua ni your strength factors ni), benda benda ni may be membawa bahana dalam your PhD life. All these factors boleh membuat you sukar menerima kritikan, kutukan dan hentaman.

haaaaa.....you kena ingat, dlm PhD life ,either you bentangkan your research or hantar ke journal, ada ramai yang akan mengkritik, mengomen and segala macam meng lagi lah. Ketajaman pena reviewer atau keceluparan mulut pengomen yang kekadang setaraf ngan mulut Adlin Aman Ramli dlm akademi fantasia (mamacrocs 2011) mungkin akan menghancur leburkan ego mereka yang ada the aforementioned factors tadi.

Sama gak, you dapat peluang to do your PhD kat memana universiti ternama diluar negara. Opportunity ni may be akan bawa bahana gak kat diri you kalau ilmu research you kurang didada. Most of the top universities assume that once you daftar je as research student, ilmu research dah penuh didada, you hanya perlu test your skill je during your PhD journey.

On the other hand, katalah hamba Allah ni very "so and so" (penuh ngan weakness le ni) dia may be lebih terbuka dlm menerima kritikan and hentaman tentang his/her work. Maklumlah may be sepanjang kerjayanya (b4 jadi PhD student) dia dah biasa "disayurkan" oleh pihak atasan. Takat keceluparan mulut pengomen tu and ketajaman pena reviewer, apa lah sangat . Dia mungkin berkata " ada aku kesah..."

Bagi yang melalui PhD journey penuh ngan constraint plak (threat le ni), mungkin akan menjadi lebih pandai dalam time management. Dia org terpaksa gak bekerja or menghasilkan kerja seperti student PhD lain yang mungkin kurang constraint sebab expectation svsor and universiti sama je.

Maaf sekiranya anda terpedaya dgn tajuk yang nampak gempak tu. Anda perlu ingat, ulasan ini dibuat ketika penulis masih berada di dalam perigi buta. Sebab tu lah content and gaya penulisan yang begitu celaru. To me, the only predictable thing about PhD journey is it is unpredictable.